Penulias kitab pengkhotbah ini memberikan peringatan kepada para pesyara yang datang berkunjung ke Rumah Allah. Rumah Allah yang dibangun oleh raja Salomo adalah tanda kehadiran Allah. Di rumah Allah inilah setiap orang yang datang memohonkan doa kepada Allah Israel dalam rumah ini akan di jakwab Tuhan. Rumah Allah juga adalah simbol kekuasaan Allah bertahta disana. Sehingga ini menyebabkan banyak orang mau bersyarah ke rumah Allah di Yerusalem.
Seruan ini disampaikan terutama kepada umat Israel, kedua kepada bangsa-bangsa lain yang percaya kepada Allah Yahweh. Setiap orang berkunjung ke rumah Tuhan itu akan mendapat kelegaan. Rumah Allah bukan tempat keramat! Bukan juga tempat untuk memuja dewa atau benda patung buatan tangan manusia. Tetapi Bait Allah / Rumah Allah adalah tempat melakukan ibadah, penyembahan dan upacara agaman kepada Allah Yahweh. Ini adalah tempat kudus bagi umat Israel. Sehingga para imam Lewi yang melayani juga harus suci sesuai peraturan kekudusan dalam Taurat Musa.
Pengkhotbah ingin memberikan beberapa rambu untuk para pesyara ke Rumah Tuhan. Karena rumah Tuhan bukan taman rekreasi, bukan juga rumah cukai untuk menagi pajak, bukan juga kantor pencatatan sipil, bukan restoran, bukan tempat fitness, bukan juga tempat untuk pacaran, main judi, apalagi tempat mangkalnya para sindikat. Rumah Tuhan adalah tempat untuk berjumpa dengan Tuhan.
Bagaimana langkah orang yang seharusnya menuju Rumah Tuhan?
I. Jagalah lengkahmu (4:17a)
Jagalah langkahmu adalah kata kerja himbauan, ini memang merupakan himnauan dari pengkhotbah tetapi isi dari imbauan ini sangatlah penting. Imbauan bukan merupakan paksaan, imbauan adalah penghormatan terhadap hak asasi setiap manusia. Allah yang kita percaya adalah Allah yang sangat menghormati hak asasi manusia. Kadang terkesan memaksa. Itu terjadi karena Allah mau semua manusia diselamatkan. Kalau kita temui dalam hidup kita Allah terkesan memaksa kita ikut Dia, ketahuilah Allah mau kita diselamatkan.
Menjaga langkah disini bukan berarti:
-
Melangkah harus selalu dimulai dengan kaki kanan,
-
Bukan juga melangkah dengan menggunakan ujung kaki, atau dengan tumit.
-
Bukan juga melangkah dengan gerak cepat atau lambat.
-
Bukan melangkah dengan selalu menunduk atau menatap ke langit.
-
Bukan juga melangkah dengan melenggak lenggokkan pinggul.
Menjaga langkah yang dimaksud oleh Pengkhotbah adalah menjaga sikap hati. Karena ini berbicara tentang relasih orang yang datang kerumah Tuhan dengan Tuhan yang dirumah dimana namaNya diam. Langkah yang disertai dengan kerinduan yang dalam mau berjumpa dengan Sang Pencipta yang adalah “tempat perteduhan yang kekal.” (Mazmur 91:9-11). Kerinduan inilah yang selalu mendorong setiap orang yang datang ke Rumah Tuhan.
II. Jagalah mulut (5:1-6a)
Perjalanan menuju Rumah Tuhan di Yerusalem adalah perjalanan yang melelahkan. Karena bait Allah ada di Bukit Sion. Naik ke atas bukit pasti adalah pergumulan tersendiri, apalgi yang sudah banyak usianya. Lututnya mulai goyah. Faktor geografis inilah yang menjadi kendala bagi orang Israel datang ke rumah Tuhan. Apalagi yang jauh dari utara diwilayah Dan.
Biasanya orang yang mengalami kekurangan secara fisik akan banyak mengeluh. Atau juga kekuaranangan dalam strata sosial, ekonomi, jabatan dan lain lain. Akibat faktor dunia ini yang talah mewarnai hidup setiap manusia sehingga manusia mulai melakukan penilaian. Karena kekurangan inilah menyebabkan seseorang yang datang ke Rumah Tuhan mulai tidak mengawasi mulutnya.
-
Nasar: orang sakit akan berkata: “Tuhan kalau saya datang ke rumah Tuhan dan saya menjadi sembuh maka saya akan setia datang kerumah Tuhan.” Hati-hati dengan Nasar. (Ayat 1a, 4,5).
-
Hati yang cemas: akan mengeluarkan perkataan sunngutan dan perkataan yang gegabah. (Ayat 1b).
-
Berbicara secukupnya: karena percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan. (Ayat 2).
Mulut memproduksi perkataan yang didorong dengan hati, hati yang adalah pusat kehidupan menyebabkan seluruh organ tubuh motorik diperintah. Maka apa yang keluar dari hati termanifestasi melalui perkataan. Tuhan Yesus katakan: “semua perkatahan sembrono datang dari hati dan keluar dari mulut dan itulah yang Menajiskan orang.”
III. Jagalah Motivasi (4:17b, 5:6b)
Menjaga motivasi. Motifasi yang seperti apa yang harus dijaga? Memberikan tempat pada Firman Tuhan untuk didengar senantiasa. Karena akibat dari mendengar Firman Tuhan akan mengakibatkan seseorang menjadi takut Akan Allah. Pengenalan akan Allah menolong seseorang untuk menghormati Tuhan karena mereka sadar siapa dirinya dihadapan Allah sebagai pencipta.
Mendengar lebih baik daripada korban persembahan. Mendengar dalam arti mentaati Firman Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan Korban. Maka setiap orang Israel wajib taat pada Firman Tuhan. (Ini saya katakan Tuhan terkesan memaksa). Taat : tidak ada alasan titik. Taat itu harga mati.
Banyak orang berpikir dengan persembahan kepada Tuhan lebih besar nilainya daripada taat pada Firman Tuhan. Sehingga orang mulai mengabaikan Firman dan mengutamakan persembahan. Pengkhotbah menasehati orang Israel untuk perihal ini karena perkara ini pernah diperagakan oleh Saul. Namun dalam perjalanan bangsa itu. Tuhan berfirman: “bangsa ini memuliakan Aku dengan mulutnya sedang hatinya jauh dari padaKu.”
Maka kalau kita tidak mau taat pada Firman Tuhan dan tetap merasa aman dengan hidup dalam Dosa, saya mau katakan persembahanmu menjadi percuma dihadapan Allah.
Kesimpulan:
Orang Israel harus menjaga langkahnya untuk datang berjumpa dengan Tuhan dalam Rumah Tuhan di Yerusalem. Namun Rumah Tuhan yang dibangun Salomo telah runtuh pada waktu Yehuda dihancurkan oleh Nebukadnesar tahun 586 sM. Bait Suci ke dua dibangun oleh suku Yehuda dibawa pimpinan Serubabel, Esra dan Nehemia tahun 536 sM, yang diperluas oleh Herodes Agung tahun 19 sM, diruntuhkan oleh jenderal Titus tahun 70 M. Sampai sekarang Bait Allah itu tidak dibangun lagi.
Makna teologis dari berjalan ke rumah Tuhan:
-
Rumah Tuhan yang sesungguhnya bukan di Yerusalem palestina, tetapi Yerusalem yang turun dari Sorga.
-
Gereja adalah Rumah Tuhan tempat berjumpa dengan semua anggota gereja Tuhan.
-
Umur hidup kita didunia ini adalah perjalanan menuju Rumah Tuhan sorgawi. Berapapun usia yang Tuhan anugerahkan kepada kita, itulah perjalanan kita untuk menuju Rumah Tuhan. Karena itu awasilah langkah hidupmu. Karena hidup ini adalah perjalanan menuju rumah Tuhan.