Pengkhotbah

Perikop
Roma 8 : 31-39

Ringkasan Khotbah

http://www.compasscounselling.org.uk/files/2016/07/hope.jpg

Seringkali kita mempertanyakan tentang kasih Tuhan dalam hidup kita, ketika kita mengalami masalah dan pergumulan hidup, pada hal kita harus memahami bahwa kasih Tuhan tetap dikaruniakan bagi kita dalam kondisi apapun juga. Dalam teks ini, kita dapat melihat 3 bukti kasih Tuhan yang kuat bagi umat-Nya.

1. Ia mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal. ( lihat ayat 31-34) Dari ayat sebelumnya (ayat 31). Dikatakan bahwa jika Allah di pihak kita siapa yang akan lawan kita? Pertanyaan ini diberikan dengan jawaban yang pasti bahwa ” tidak ada yang dapat melawan kita” mengapa? Karena Allah telah membuktikan kasih-Nya yang dasyat dengan memberikan Anak-Nya bagi kita. Dengan Yesus mati bagi kita ada 3 musuh yang ditaklukan oleh Kematian Yesus yang tidak dapat dikalahkan oleh manusia. Yaitu: Iblis, sengat/ kuasa maut dan Neraka. Namun diatas kayu salib proklamasi kemenangan Kristus dikumandangkan tidak hanya di dunia orang hidup tetapi sampai kepada dunia orang mati serta neraka. Sehingga kebangkitan Kristus adalah kebangkitan kita. Sehingga kita bersyukur atas kehadiran Kristus, kematian dan kebangkitan Kristus yang membuat kita mengalami kemenangan.

2. Kita tidak dapat dipisahkan dari Kasih Kristus. ( lihat ayat 35-38) Seringkali ketika tantangan seperti ” penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya atau pedang (ayat 35) menjadi sarana yang dipakai untuk mempertanyakan tentang kasih Tuhan. Namun perlu dipahami bahwa ketika kita menjadi orang percaya Tuhan tidak menghilangkan apa yang disebutkan dalam ayat 35 tersebut, sebab hal-hal itu dipergunakan oleh Allah untuk memurnikan iman dan percaya kita, sehingga kita semakin bertumbuh dalam pengharapan dan kebergantungan kepada Tuhan.

3. Kasih Tuhan bagi kita itu Kekal adanya.  “… tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (diambil dari Roma 8:39) Jadi Kasih Allah bagi kita, tidak hanya sebatas dalam dunia kesementaraan, namun menyertai kita sampai kekekalan. Dengan kasih itulah kita melayani dan memuliakan Tuhan. Pernikahan bisa dipisahkan oleh maut, tetapi kasih Kristus bagi kita tidak dapat dipisahkan oleh apapun juga, karena nilainya kekal adanya.