Ringkasan Khotbah

Pada bagian firman Tuhan ini kita akan mempelajari maksud dari peduli akan rencana Tuhan, yaitu dengan melihat bagaimana Nehemia mengetahui bahwa kepeduliannya itu adalah rencana Tuhan, dan bagaimana tindakan Nehemia untuk mewujudkan kepeduliannya? Kepedulian Nehemia akan rencana Tuhan pada bagian ini dibuktikan dalam beberapa hal:

A. Peduli Melalui Informasi

Dalam pemeliharaan Allah terhadap umatNya yang dikasihiNya, Allah selalu menggunakan manusia yang dipilihNya sebagai mediator instrumen perhatian, kasih, pemeliharaanNya, dan orang-orang yang dipakaiNya adalah “the man to the right place”. Ingat Yusuf menjadi orang besar di Mesir, Musa, Daud, Daniel, Nehemia.

Pada bagian ini rencana Allah diwujudkan melalui Nehemia dengan mendapatkan informasi, pada ayt.2 Ia sendiri menanyakan perihal orang Yahudi/bangsanya, serta keadaan tempat tinggal bangsanya. Perhatikan kata “aku menanyakan” dalam bahasa asli “sha-al”, Nehemia bertanya-tanya, mencari tahu, ada usaha untuk mencari tahu akan keadaan bangsanya, ini menggambarkan kerinduan yang mendalam ingin mengetahui keadaan bangsanya yang sudah berada di Yerusalem, serta bagaimana keadaan tempat tinggal. Maka kerinduan inilah yang dipakai Tuhan untuk mewujudkan rencana pemulihan bangsa Israel (umat Tuhan) dalam hal ini pemulihan dalam membangun kembali Yerusalem. Kenapa Yerusalem, (band. Kis. 1:8) dalam Injil karya peneyelamatan Allah dinyatakan di Yerusalem. Melihat posisi Nehemia, ia berada ditempat nyaman, dan hidup terjamin.

Dalam bagian ini mengajar kita untuk peduli akan rencana Tuhan, melalui kepekaan akan situasi, informasi atau apapun yang kita rasaan dalam indera kita, baik di gereja, lingkungan sekitar, atau bangsa dan dunia.

B. Peduli Melalui Pergumulan dan Doa

Pada waktu Nehemia mendengar kabar tentang situasi/keadaan bangsanya, pada ayt. 3 ada dua hal yang disampaikan; pertama bangsanya, yaitu mereka yang terhindar dari penawanan maksudnya yang tidak ikut dalam pembuangan. keadaan mereka dikatakan ada kesukaran besar, mengalami penderitaan yang menyakitkan, dan mendapat celaan. Kedua mengenai tembok Yerusalem, yang sudah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.

Mendengar hal itu ayt. 4 Yeremia menangis dan berkabung beberapa hari. Menangis dan berkabung/meratap disini pada kesedihan yang mendalam karena keadaan yang dialami oleh bangsanya yang terluput dari penawanan, mereka hidup sangat menderita. Nehemia tidak tinggal dalam kesedihan dan berduka, tetapi kesedihan yang dialami dibawah dalam doa dan puasa menunjukkan penyerahan total kepada Tuhan. Menarik disini Nehemia mengungkapkan kesedihannya kepada Tuhan dengan berpuasa dan berdoa.

Orang Kristen berpuasa? Bukankah puasa hanya ada dalam agama Islam, Hindu, dan Kejawen? Bukankah dalam Alkitab dan Yesus juga menyinggung tentang puasa? Bagaimana berpuasa dalam tradisi Alkitab dan gereja hingga menjadi bagian dalam pembentukan/melatih spiritualitas?

Puasa adalah praktek universal umat manusia, juga telah dikenal dalam tradisi Kristen sejak awal. Puasa di dalam kekristenan berakar dari tradisi Yudaisme (dan mempunyai kesejajaran dalam Islam), tetapi tidak sama. Perbedaan puasa dalam agama Kristen adalah praktek ibadah yang dijalankan secara suka rela dan personal. Walaupun ada beberapa Gereja yang menetapkan puasa secara resmi dan ada pula yang tidak menetapkannya secara resmi, tetapi praktek itu dengan segala tata caranya terdapat di dalam sejarah kekristenan, baik di biara maupun di gereja. Puasa sebagai ibadah suka rela, artinya puasa memang tidak diharuskan atau diwajibkan. Lukas 5:33-35 mengisahkan ketika Yesus menjawab pertanyaan orang-orang Farisi tentang murid-murid-Nya yang tidak diajarkan berpuasa sebagaimana para murid Yohanes Pembaptis. Yesus menjawab: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Jawaban Yesus ini memberi kesan bahwa puasa tidak wajib dilakukan, terutama ketika Ia masih bersama para murid.

Puasa sebagai ibadah personal, artinya puasa dijalankan seorang pribadi, namun tidak serempak. Dalam tradisi Kristen ada berbagai cara orang berpuasa. Ada yang mengurangi makan, ada yang tidak memakan yang disukainya, ada yang hanya makan sayur, ada yang menahan dari tidak merokok, ada yang tidak melakukan kegiatan kesukaan rutinnya, dsb. Bahkan Santo Benediktus mengajarkan tentang puasa hati, terutama bagi mereka yang lemah fisik. Puasa hati adalah menahan diri dari tutur kata, pikiran, dan perasaan yang sia-sia. Jadi inti puasa adalah menahan diri dari perbuatan dan sikap yang menentang Tuhan. Seseorang yang berpuasa adalah seseorang rindu berada di dekat Tuhan.

Tetapi dalam firman Tuhan ini Nehemia melakukan puasa sebagaimana orang Yahudi berpuasa tapi disini tidak dibilang jumlah harinya, tapi pada intinya ia berdoa dan berpuasa. Dalam isi doa Nehemia:

  1. Pujian kepada Tuhan (ayt. 5)
  2. Pengakuan dosa (ayt. 6-7)
  3. Mengingat janji Tuhan (ayt. 8)
  4. Memohon keberhasilan (ayt. 11)

Pelajaran bagi kita pada bagian ini, Jika kita peduli dan peka pada situasi yang dialami baik itu diri kita, lingkungan sekitar ataupun yang jauh, mari datang kepada Tuhan, menyerahkan total kepada Tuhan, dengan memuji Tuhan dan mengaku akan salah dan dosa baik diri kita, keluarga, maupun mereka yang jauh kita memohon kepada Tuhan

C. Peduli Melalui Tindakan dan Kerelaan

Jika kita membaca pasal 2:1-10, Allah berkarya melalui kerinduan Nehemia untuk kembali dan membangun tembok Yerusalem. Sekalipun jabatan pekerjaan Nehemia begitu sulit di tinggalkan, tapi Allah tidak membiarkan kesempatan itu tidak terjadi. Kesedihan Nehemia yang tampak dihadapan raja menimbulkan pertanyan yang penting yang membuat Nehemia mengajukan permohonan izin untuk pergi ke Yerusalem agar dapat membangun kembali tembok-temboknya. Raja bukan hanya mengabulkan permohonan untuk pulang ke Yerusalem, namun juga permohonan Nehemia berupa surat-surat pengantar bagi para penguasa dibarat, juga bantuan akan bahan-bahan bangunan untuk membangun pintu-pintu gerbang kota, istana dan kubu pertahanan Yerusalem.

Bagian ini memberi pemahaman bagi kita dimasa sekarang ini, jika kita peduli dengan rencana Tuhan, pekerjaan-pekerjaanNya, Tuhan tidak tutup mata bagi mereka yang mau berkorban, terlebih memberi diri melayani Tuhan, sesulit apapun yang kita pikirkan, bagi Tuhan tidak ada yang sulit jika kita memprioritaskan Tuhan.


Kita telah membahas bagaimana kepedulian Nehemia akan rencana Tuhan, maka sebagai orang percaya apa yang harus kita lakukan dalam dimasa sekarang ini?

  1. Peduli rencana Tuhan dengan melalui kepekaan dari indera kita melihat situasi sekitar, lingkungan, gereja, bangsa dan dunia, bukan mementingkan diri sendiri, sebagaimana Nehemia tidak mementingkan dirinya sendiri.
  2. Peduli akan rencana Tuhan dengan merasakan apa yang dialami mereka yang menderita, dengan menggumuli dalam doa, memanjatkan kepada Tuhan, menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, mulailah berdoa di waktu-waktu yang Tuhan percayakan kepada kita
  3. Peduli akan rencana Tuhan, melakukan apa bagian kita yang Tuhan percayakan, sesulit apapun jika kita melakukan untuk Tuhan maka tidak ada jalan yang tertutup bagi kita jika Tuhan bekerja didalamnya.