Pengkhotbah

Perikop
Kejadian 4:6-7

Ringkasan Khotbah

Kehidupan manusia meliputi dua hal yang paling mendasar, yakni: menuruti kehendak Allah atau melawan kehendak Allah. Menuruti kehendak Allah disebut melakukan kebenaran. Sedangkan melawan kehendak Allah disebut dosa. Secara harafia dosa bersal dari kata khatta’t = hamartia (Yunani) = meleset, ketidak tepatan. Kata ini lebih banyak digunakan di dalam Alkitab. Kata hamartia sendiri tidak memiliki unsur negatif. Ada kata yang di terjemahkan dosa memiliki untur negatif, parabasisi, paraptoma, peneria, anomia, adikia dan awon, pesya’ra (ibrani). 

Kata dosa semata-mata hanya di hubungkan dengan relasi manusia dengan Allah. Jadi penegertian dosa dalam kekristenan adalah berpusat pada pelanggaran terhadap hukum Allah (1Yohanes 3:4). Hukum Allah ialah gambaran dari kesempurnaan Allah; dalam hukumNya, kekudusanNya-lah yang terungkap untuk mengatur pikiran dan tindakan, selaras dengan kesempurnaanNya. Sedangkan dosa adalah pertentangan atas apa yang dituntut kemuliaan Allah dari kita, yang pada hakekatnya sama dengan menentang Allah sendiri. Segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendah Allah, baik pikiran, perasaan dan tindakan semuanya adalah dosa. (Kalau sudah begini siapa yang bisa sombong?).

Rasul Paulus menasihati jemaat Efesus (4:1), hidup berpadanan dengan panggilan itu, dengan satu gol yaitu (ay 13) kesatuan iman, pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.  Kepada jemaat di Filipi, (1:27) Paulus berkata: “hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus,….). Filipi 2:5, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Pejuangan dalam kekristenan adalah menaruh pikiran seperti dalam Kristus, inilah salib yang harus kita pikul seumur hidup kita. Pikiran dan perasaan mempengaruhi kemauan dan kemauan mempengaruhi tindakan.

Menurut psikolog: tindakan orang dipengaruhi oleh apa yang di dalam pikirannya”.  Bagi orang yang suka golf, dia berani investasi dana, waktu, tenaga, untuk bisa bermain golf.  Bagi orang yang suka fashion, dia akan menghabiskan banyak dana, waktu, kesempatan dan tenaga untuk fashionnya. Bagaimana dangan kita yang menyebut diri orang percaya kepada Yesus? Berapa banyak waktu kita, uang kita, tenaga kita, kesempatan kita untuk terus berdoa, bersaat teduh, berjumpa dengan Tuhan, belajar firman?

Mari kita lihat apa yang terjadi dengan Kain.  Tuhan memperingati Kain: “mengapa hatimu panas (charah=wroth=murkah) dan mukamu muram (naphal = fallen = ambruk, runtuh, gugur=cemberut)? Konteksnya adalah persembahan Kain di tolak dan persembahan Habel diterima oleh Tuhan. Kita akan melihat lebih dalam maksud teks ini ketika Tuhan mengajukan pertanyaan selanjutnya pada ayat 7, “apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik?” Pertanyaan ini memberikan kita titik terang atas kebenaran yang terkandung di balik teks ini. Sederhananya seperti ini, Tuhan mau berkata kepada Kain, kalau kamu hidup dengan baik, mempunyai pikiran yang baik, memepersiapkan korban persembahan dengan yang terbaik, mempersembahkan korban dengan motivasi yang baik, untuk apa kamu muram? Kalau semua yang kamu lakukan adalah yang terbaik, mengapa engkau murka? Mengapa cemberut? Toh kamu sudah melakukan yang terbaik.

Tuhan mau menyadarkan Kain akan kehidupanya dan pengiringannya akan Tuhan, supaya dia mau hidup benar dihadapan Tuhan. Rupanya Kain tidak serius dengan relasinya dengan Tuhan. Mari kita lihat siapakah Kain ini?

  • Ibrani 11:4, Kain mempersembahkan Korban tanpa iman, sehingga korbanya tidak lebih baik dari Habel. (Segala sesuatu dilakukan diluar iman adalah dosa, ).
  • 1 Yohanes 3:12, berasal dari si Jahat (poneros = evil = brengsek / kurang baik), segala perbuatanya jahat (poneros = buruk = brengsek = kurang baik). Kata ini menunjuk kepada Iblis (Matius 5:37).
  • Yudas 13, penggugat. dia dibandingkan dengan kejahatan Bileam (nabi upahan, yang di upah oleh Balak untuk menggugat Israel) dan Korah (manggugat Musa dan Harun yang di pilih Tuhan). Bilangan 16

Tiga penulis ini melaporkan tentang kain yang sebenarnya. Kain bukan orang beriman (imanya luncas, strengles, impoten), hatinya di kontrol oleh si Jahat, menjadi penggugat atau musuh bagi orang percaya.  Muncul pertanyaan, mengapa kalau Kain orang jahat, kelakuanya jahat, tidak beriman tetapi Tuhan masih mau berbicara dengan dia? Tuhan masih punya akses untuk berbicara dengan orang jahat, penghujat, musuh orang percaya. Mengapa demikian?

  • Karena manusia di beri oleh Tuhan, Nefesh, Ruah Elohim yang menjadi “peta teladan Allah”, yaitu terang ilahi didalam hati nurani untuk menanggapi Allah. Kalvin berkata: “kesadaran akan adanya Allah ini tidak bisa dihapus dari dalam diri manusia.”
  • Karena Manusia masih punya potensi untuk diperbaiki, sehingga penebusan di lakukan, Roh Kudus diberikan, Injil diajarkan, karunia di berikan. Maka ketika manusia tidak bisa lagi di perbaiki akan ditinggal. (Penjelasan tentang anak gembel yang di tebus oleh sang konglomerat).

Tuhan masih mau berbicara dengan Kain yang berasal dari si jahat, Tuhan juga masih mau berbicara dengan Yudas Iskariot yang berasal dari si jahat. Tetapi ketika mereka tidak serius dengan panggilan itu,  mereka ditinggalkan oleh Tuhan. Bagaimana dengan kita? Kalau kita masih ada di sini belajar firman artinya kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri.  Bila sirkuit dunia sudah menggores terlalu dalam, ada waktunya kita tidak mungkin lagi bisa diperbaiki.

Kain punya peluang untuk memperbaiki diri, ayat 7b “tetapi jika engkau tidak berbuat baik (yatab = well = baik, sehat), dosa sudah mengintip (rabats = lie down = meniarap / to stretch oneself out = menggeliat dari diri sendiri keluar).,” dari ayat ini kita bisa lihat bahwa:

  • Ketika orang berhenti berbuat baik potensi untuk berbuat dosa besar. Peulus berkata: “hendaklah perbuatan baikmu diketahui semua orang,,,”. Teruslah melakukan yang baik apapun penilaian orang. Hanya ada dua peraturan untuk mengiring Tuhan: 1) teruslah berbuat baik. 2) jika mau berhenti berbuat baik, ingat peraturan pertama.
  • Perbuatan jahat datang dari diri sendiri dan juga dari si Jahat. Sampai pada tinggkat tertentu perbuatan jahat manusia akan di tunggangi si Jahat. Jadi tidak semua perbuatan jahat karena sepak terjang iblis. Karena kain terbiasa berbuat jahat, akhirnya si Jahat menungganginya sampai membunuh adiknya.

Di bagian ini masih bekerja di area pikiran Kain, dia masih mempertimbangkan keputusannya. Maka muncul kalimat: “ia sangat menggoda engkau” = ia menggeliat dengan haratnya padamu. Namun “engkau harus berkuasa (mashal = to rule – menguasai, menjadi hukum, to have dominion = menaklukkan, atasnya.  Dari ayat ini kita pahami bahwa:

  • Allah tidak bisa memaksa manusia untuk berbuat baik, maka Tuhan memberikan HukumNya dan Injilnya untuk menjadi bahan pertimbangan Manusia.
  • Iblis tidak bisa memaksa manusia untuk berbuat dosa. Buktinya banyak orang non kristen kelakuannya lebih baik baik dari orang yang menyebut diri Kristen. (Alasan empiris)
  • Manusia berkuasa menentukan pilihannya untuk mengikuti Tuhan atau mengikuti iblis. Karena keputusan ada di tangan kita setiap manusia maka akibatnya juga di tanggung oleh tiap pribadi manusia.

 

Lalu kemudian bagaimana supaya terhindar dari bujukan Iblis?

  • Berani berkata tidak untuk dosa
  • Belajarlah melakukan hukum mengikut Tuhan.
  • Temukan Tuhan dalam hidup kita masing, apa mauNya bagi kita.
  • Karena dosa muncul dari pikiran dan hati kita. Belajarlah mengisi pikiran kita dengan Firman Tuhan yang murni.