Ringkasan Khotbah

Gereja adalah sekumpulan orang yang telah dipanggil dari kegelapan, mejuju kepada terang Kristus yang ajaib. Gereja bukan fisiknya atau gedungnya tetapi orangnya. Terbentuknya gereja mula-mula. Berawal dari Pencurahan Roh Kudus. Saat rasul Petrus berkhotbah 3000 orang bertobat. Bertobat artinya percaya kepada Injil yang adalah kuasa Allah yang menyelamatkan orang berdosa dan hidup menurut tutunan Injil (berpadanan dengan Injil Kristus – Filipi 1:27). Oranga yang telah bertobat inilah disebut “gereja”. Maka berbahagialah mereka yang hidupnya berpadanan dengan Injil Kristus karena mereka disebut sebagai anak-anak Allah. Didalam gerejalah Allah memerintah hidup setiap orang percaya. Tugas Tuhan sebagai raja dalam Kerajaan Allah: menebus, melindungi, memelihara, menuntun dengan Firmannya, menyelamatkan dan memberi hidup kekal. Lebih jelas terdapat dalam Kitab Kejadian sampai Wahyu.

Sekarang kita akan belajar tentang Gereja wujud Kerajaan Allah. Bagaimana Gereja bisa menginplementasikan manifestasi kehadiran Allah dalam hidupnya?

I. Didalam gereja selalu ada Firman.

Orang-orang itu menerima Firman Tuhan (ay 41). Kata ‘menerima’ dalam ay 41 itu oleh RSV/NASB diterjemahkan ‘received’ (= menerima); oleh NIV diterjemahkan ‘accepted’ (= menerima); oleh KJV diterjemahkan ‘gladly received’ (= menerima dengan gembira). Yang dimaksud oleh KJV jelas bukan ‘menerima firman dengan gembira yang bersifat hura-hura’.

Seorang penafsir yang bernama Ironside mengatakan: Saya selalu curiga terhadap orang-orang yang selalu menerima firman dengan gembira, karena firman seharusnya sering membuat kita harus sedih (misalnya kalau firman itu menunjukkan dosa-dosa kita). Dalam Mat 13:20-21 orang yang disebut tanah golongan II / tanah berbatu menerima firman dengan gembira. Tetapi mereka lalu murtad pada waktu penindasan / kesukaran datang. Sebaliknya, orang yang termasuk tanah golongan IV / tanah subur dikatakan ‘mendengar firman itu dan mengerti’ (tidak ada kata-kata ‘dengan gembira’).

Jelas bahwa kata-kata yang diberikan oleh KJV ini tidak boleh diartikan menerima firman Tuhan dengan gembira yang bersifat hura-hura (secara daging). Interlinear Yunani – Inggris menterjemahkan ‘welcoming’. Jadi artinya adalah bahwa orang-orang itu menyambut / menerima Firman Tuhan secara positif. Ini jelas menunjukkan bahwa mereka percaya pada Firman Tuhan itu dan mau tunduk pada Firman Tuhan itu. Apakah ini adalah sikap saudara terhadap Firman Tuhan?

Orang-orang itu memberi diri dibaptis (ay 41). Baptisan ini merupakan: tanda / simbol dari penyucian dosa, tanda / simbol persatuan dengan Kristus, suatu pengakuan kepada dunia bahwa mereka menjadi pengikut Kristus, tanda / simbol suatu kehidupan yang baru dan pemutusan dengan hidup yang lama.

Jadi, Firman Tuhan (pengajaran rasul-rasul) ditempatkan pada rangking I. Dalam semua gereja, Firman Tuhan harus menduduki tempat terutama / paling penting!

Ada 2 hal yang oleh jemaat sering lebih dipentingkan dari pada Firman Tuhan, yaitu:

  • Puji-pujian

    Ini menyebabkan mereka mencari gereja yang puji-pujiannya bagus, tanpa peduli ajarannya bagaimana. Ini salah. Memang puji-pujian juga penting, dan karena itu jangan lalu tidak ikut menyanyi dalam kebaktian. Tetapi bagaimanapun juga puji-pujian tidak sepenting Firman Tuhan.

  • Persekutuan

    Ini menyebabkan mereka pergi ke gereja dimana mereka mempunyai banyak teman, tidak peduli ajaran gerejanya bagaimana. Atau mereka tidak mau meninggalkan gereja lama mereka yang jelas-jelas sesat, hanya karena di sana mereka punya banyak teman. Ini juga salah! Memang persekutuan penting, dan harus diusahakan. Tetapi persekutuan tidak sepenting Firman Tuhan.

Tetapi jemaat juga bisa jatuh pada extrim sebaliknya, yaitu hanya menekankan Firman, dan meremehkan hal-hal yang lain. Karena itu mereka datang terlambat dalam kebaktian, karena hanya mau mendengar khotbah. Ini jelas juga salah. Bahwa Firman Tuhan adalah yang terpenting, tidak berarti bahwa hal-hal yang lain seperti doa, puji-pujian, dan persekutuan boleh diabaikan.

Satu hal yang perlu disoroti dari ay 42 dalam persoalan belajar Firman Tuhan adalah kata ‘bertekun’. Belajar Firman Tuhan harus dilakukan dengan tekun! Ada 2 hal yang perlu ditekankan tentang ‘bertekun’:

jangan belajar Firman Tuhan hanya beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun, lalu berhenti.
Amsal 19:27 berbunyi: “Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan”. Tetapi ini kurang tepat terjemahannya.

NIV: “Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge” (= berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).

NASB: “Cease listening, my son, to discipline, and you will stray from the words of knowledge” (= berhentilah mendengar, anakku, pada disiplin, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan).

Ayat ini menjamin, bagaimanapun hebatnya saudara belajar Firman Tuhan, masuk sekolah theologia sekalipun, kalau saudara berhenti, saudara akan tersesat!

belajarlah Firman Tuhan secara rutin, jangan hanya kadang-kadang!
Ingat bahwa sekalipun pemberitaan Firman Tuhan yang bersifat insidentil (seperti Camp, Retreat, Seminar, KKR, dsb) itu penting, tetapi Firman Tuhan yang bersifat rutin (Kebaktian, Pemahaman Alkitab, saat teduh) jauh lebih penting dan berguna bagi pertumbuhan iman kita. Firman Tuhan yang bersifat insidentil hanya menjadi pelengkap, bukan dimaksudkan untuk berdiri sendiri.

II. Persekutuan (ay 42)

Perhatikan beberapa hal sehubungan dengan hal ini:
Mereka sering berkumpul: ay 42 – ‘selalu berkumpul’, ay 44 – ‘tetap bersatu’.
Ini tentu tidak berarti mereka tinggal se rumah, tetapi artinya adalah bahwa mereka sering bertemu dan mereka sehati.

III. Melayani (ay 44)

Mereka saling menolong (ay 44-45).

Kata-kata ini tidak berarti bahwa Alkitab merestui komunisme! Juga tidak berarti bahwa semua orang menumpuk harta menjadi satu dan semua orang boleh menggunakan semaunya. Ay 44-45 menunjukkan bahwa mereka yang berkelebihan, mau menolong mereka yang kekurangan. Apakah saudara mau melakukan hal yang serupa? Keadaan sekitar kita membentuk kita menjadi orang egois yang tidak peduli penderitaan orang lain, dan ini menyebabkan pada waktu kita membaca ay 44-45 ini kita bahkan merasa bahwa ini merupakan tindakan yang extrim, padahal itu adalah tindakan kasih!

Mereka makan bersama-sama (ay 46).

Dan mereka melakukan semua ini dengan gembira, tulus hati dan sambil memuji Allah (ay 46).
Persekutuan adalah sesuatu yang sangat penting. Tanpa hal ini gereja tidak bisa bertumbuh. Ada banyak orang yang membutuhkan kasih dan perhatian, sehingga kalau mereka masuk ke suatu gereja dan tidak mendapatkan hal itu, mereka akan keluar lagi.

Hal-hal yang merusak persekutuan: sikap acuh tak acuh, iri hati, kebencian / ketidaksenangan, gossip / fitnah, kemunafikan, kata-kata yang menyakitkan hati. utang. Ini menyebabkan orang yang berhutang sungkan bertemu, dan demikian juga orang yang dipinjam uangnya itu bisa takut bertemu karena takut dimintai pinjaman lagi.

Mengadakan Perjamuan Kudus.

Dalam ay 42 dan ay 46 dikatakan bahwa mereka memecah-mecahkan roti. Istilah ‘memecah-mecahkan roti’ ini bisa menunjuk pada makan roti biasa (Luk 24:30), tetapi bisa juga menunjuk pada Perjamuan Kudus (Luk 22:19 Kis 20:7). Karena itu di dalam bagian ini ada macam-macam pendapat:

ada yang menganggap ini adalah makan roti biasa. ada yang menganggap ini adalah Perjamuan Kudus. ada yang menganggap ini adalah Perjamuan Kudus dan makan biasa. Calvin menganggap bahwa ay 42 menunjuk pada Perjamuan Kudus, sedang ay 46 menunjuk pada makan roti biasa. Alasan Calvin adalah: ay 42 membicarakan acara resmi dari gereja, sedangkan ay 46 membicarakan hal-hal yang tidak resmi (biasa).

IV. Doa (ay 42)

Ini jelas merupakan persekutuan doa. Adanya janji Tuhan dalam Mat 18:19 menunjukkan bahwa persekutuan doa mempunyai kuasa lebih besar dari doa pribadi.

Penerapan:

Mungkin saudara sudah berdoa secara pribadi untuk gereja saudara, tetapi apakah saudara ikut dalam persekutuan doa untuk mendukung gereja? Tanpa persekutuan doa, gereja tidak mungkin bisa maju!

Billy Graham punya team doa lebih dari 100 orang. Spurgeon mempunyai 700 orang yang melakukan persekutuan doa dalam gerejanya. Ini menyebabkan mereka diberkati dalam pelayanannya!

    Banyak orang kristen tidak mau ikut persekutuan doa karena:

  • Tidak punya beban / kesadaran. Apakah saudara tidak terbeban supaya pelayanan kita ini maju

  • Tidak bisa berdoa. Kalau tidak bisa sebetulnya harus belajar supaya bisa. Dan disamping itu dalam persekutuan doa, kita tidak memaksa orang yang tak bisa doa untuk memimpin doa.

  • Sibuk. Saya punya buku berjudul ‘Too busy not to pray’ (= terlalu sibuk untuk tidak berdoa). Ini menunjukkan bahwa makin sibuk seseorang, makin ia tidak bisa tidak berdoa!

  • Merasa tidak mendapat apa-apa. Kalau ikut Pemahaman Alkitab senang, karena merasa dapat berkat, tetapi kalau ikut persekutuan doa merasa tidak dapat apa-apa. Ini egoisme. Kita harus mau datang untuk memberi bukan hanya untuk menerima!

Juga, persekutuan doa harus dilakukan dengan tekun. Ay 42 dalam terjemahan Indonesia terdiri dari 2 kalimat. Tetapi seharusnya hanya 1 kalimat. Perhatikan terjemahan NIV di bawah ini: “They devoted themselves to the apostles’ teaching and to the fellowship, to the breaking of bread and to prayer” (= Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dalam pemecahan roti dan dalam doa). Jadi, kata ‘bertekun’ dalam ay 42 itu juga ditujukan kepada persekutuan doa. Apakah saudara tekun dalam mengikuti persekutuan doa?

Akibat gereja sebagai manifestasi kerajaan Allah:

  • Mereka disukai semua orang (ay 47). Pada waktu menafsirkan ayat seperti ini, kita juga harus memperhatikan ayat-ayat seperti: Mat 10:34-36 Yoh 15:18-20 2 Tim 3:12. Jadi, kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 47 tidak boleh dimutlakkan. Harus diartikan ‘banyak orang’, karena pasti ada juga yang membenci mereka.

  • Gereja bertumbuh (ay 47). Ini merupakan pekerjaan Tuhan (ay 47 bdk. 1 Kor 3:6-7).

Kesimpulan:

Gereja yang ideal adalah gereja yang memanifestasikan kehadiran Allah dalam kehidupan pribadi dan persekutuanya. Marialah kita meniru gereja mula-mula, tekun belajar Firman Tuhan, persekutuan, melayani dan doa. Gereja yang sehat didalamnya ada orang yang bertekun belajar firman, dimuridkan untuk menjadi pemenang jiwa dan berdoa dan diutus untuk membawa jiwa.
Amin