Ringkasan Khotbah

Dalam hidup seseorang pasti akan mengalami proses. Begitu juga dengan salah satu tokoh Alkitab yang akan dibahas pada teks ini, yaitu Yusuf. Semasa hidupnya, setidaknya ada tiga proses yang harus dialaminya. Berikut uraiannya.

Proses Pertama : Yusuf menjadi anak kesayangan ayahnya, Yakub. Mengapa? Karena Yusuf lahir pada masa tuanya Yakub dan lahir dari istri yang paling dikasihinya, yaitu Rahel.

Proses Kedua : Yusuf dibenci saudara-saudaranya. Mengapa? Karena selain ia begitu dikasihi ayahnya, ia juga menerima wahyu (mimpi). Hal inilah yang membuat saudaranya benci pada Yusuf dan menjualnya ke mesir.

Proses Ketiga : Yusuf difitnah oleh istri Potifar, dipenjara, dan dilupakan oleh juru roti dan juru minum. Sesampainya di mesir, Yusuf bekerja pada seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja yang bernama Potifar. Adapun istri Potifar jatuh hati padanya dan menginginkannya. Yusuf menolaknya sehingga ia difitnah berselingkuh, dituduh memperkosa dan dipenjara. Namun dalam perjalanan proses itu, Yusuf tidak pernah melakukan hal itu.

Di penjara, Yusuf bertemu dengan juru minum dan juru roti raja dan melakukan kebaikan (memberi tahu arti mimpi mereka), tapi ia dilupakan oleh mereka.

Meskipun proses-proses tersebut harus dialami Yusuf, namun wahyu Allah tetap menyertai ia, sehingga ia menjadi pemimpin hebat pada zamannya dan di akhir hidupnya Yusuf bisa menjadi berkat bagi saudara-saudaranya dan bahkan bangsanya. Bagaimana Yusuf dapat melewati semuanya itu dan apa yang dapat kita pelajari dari kisah hidupnya?

  1. Yusuf tetap taat dan setia pada Tuhan dalam menghadapi setiap proses yang ia alami. Implikasi untuk kita, kalau kita taat dan setia pada TUHAN, apapun yang dilakukan orang lain terhadap kita, semuanya akan membawa kita pada tujuan TUHAN.
  2. Yusuf mengingat bahwa setiap dosa adalah dosa pada Tuhan (lihat Kejadian 39:9). Implikasi untuk kita, jangan berbuat dosa dan sungguh takut akan Tuhan.
  3. Tujuan akhir hidup Yusuf menjadi berkat untuk semua orang bukan untuk dirinya sendiri. Implikasi untuk kita, akhir hidup kita bukan buat untuk diri sendiri tapi untuk orang lain.