Pengkhotbah

Perikop
Markus 9:30-32

Ringkasan Khotbah

Mengerti yang harus di mengerti. Ungkapan ini kedengaran sederhana tetapi sulit untuk dilakukan. Untuk mengerti sesuatu tergantung pada dua faktor penting yaitu: orangnya dan pokok pembahasan. Hal ini dipengaruhi oleh dari mana orang itu dibesarkan dan dalam pendidikan sosio-kultur.

Banyak hal disekitar kehidupan orang percaya yang perlu dimengerti. Tetapi dari sekian banyak hal yang baik yang perlu dimengerti terdapat satu hal yang wajib di mengerti adalah berkaitan dengan hubungan manusia dan penciptanya.

Tidak heran kalau sepanjang sejarah dunia ini Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara memperkenalkan diriNya kepada Manusia (Ibrani 1:1-2). Maka yang menjadi prioritas Allah atas ciptaan adalah membuat diriNya di kenal oleh ciptaanNya.

Mengapa orang percaya perlu “mengerti yang harus dimengerti?”

Manusia mahluk mulia yang telah berdosa

Selain manusia sebagai mahluk mulia, malaikat juga adalah mahluk mulia. Dalam konteks ini para murid sebagai mahkluk mulia menerima pengajaran dari Tuhan Yesus. Manusia dianggap mampu oleh Allah untuk mengerti pesan dan pribadi Allah secara komprehensip. Dalam perkembangan peradaban manusia yang semakin bertambah, intensitas kejahatan juga semakin meningkat, permasalahan manusia semakin komplit, maka manusia perlu Tuhan dan firmanNya.

Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah karena kejatuhan manusia dalam dosa. Manusia berdosa tidak dapat memahami kehendak dan rencana Allah sejak kekekalan. Maka Allah perlu memperkenalkan diriNya melalui firmanNya kepada manusia secara berulang ulang dan berbagai cara. Cara yang terakhir adalah Allah memperkenalkan diri kepada manusia melalui anakNya Yesus Kristus. (Ibrani 1:1-3).

Yesus Kristus mewariskan kemuliaan itu kepada 12 muridNya. Sehingga Tuhan Yesus harus mengulang tentang penggenapan kematianNya, (ayat 31) karena hanya manusia mengerti arti sebuah penebusan, pengganti korban keselamatan. Tuhan Yesus mengajar khusus kepada para murid untuk mewarisi kemuliaan Kristus yang nantinya diberitakan kepada dunia.

Manusia membutuhkan pedoman

Manusia hidup dalam berbagai hal yang menggoncangkan jiwa. Akibat sepak terjang Lusifer (helel ben sah-har), manusia arahnya di belokkan. Ada yang meleset arahnya kepada Allah 5 derajat, 10 derajat, 90 derajat, dan 180 derajat. Angka kemelesetan ini tercermin dari manifertasi tindakan manuis terhadap tinggi rendahnya pengenalan terhadap Allah.

Akibat dosa manusia kehilangan arah. Kehidupan ini semuanya sedang menuju kepada kekekalan. Baik kekekalan kebahagiaan atau kekekalan penderitaan.

Orang Yahudi sedang menanti penggenapan akan kedatangan Sang Mesias yang akan memberitahukan kepada mereka tentang segala sesuatu mengenai masa depan. Tuhan Yesus sudah datang adalah penggenapan nubuat di masa lampau dan memberikan pedoman hidup. Sehingga mereka diajak untuk kembali kepada Allah. Sehingga Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Diluar Tuhan Yesus bukan pedoman hidup yang benar.

Dalam meneguhkan iman para murid supaya mereka yang kecewa dan menolak Dia, Tuhan Yesus perlu mengulang pengajaranNya, terutama peristiwa penderitaanya yang akan segera terjadi dan harus di genapi dalam waktu dekat. Tuhan Yesus sedang menegaskan kepada para murid: jangan punya pedoman sendiri, ini pedomanya; jangan punya skenario sendiri, ikuti skenario kitab suci. Kematian Yesus Kristus sesuai kitab suci. (Matius 26:54; Mark 14:49; Luk 22:37; 24:25-27; Roma 1:2-6). Manusia mahluk yang tidak tahu arah maka perlu pedoman hidup. Pedoman itu adalah Tuhan Yesus dan FirmanNya.

Manusia rekan sekerja Allah

Setelah manusia memahami keberadaanya sebagai mahluk mulia dan menerima pedoman hidup maka manusia akan melakukan peranya sebagai rekan sekerja Allah. Jabatan ini adalah jabatan yang agung, karena pribadi yang memberikan jabatan ini adalah Pribadi Agung Allah pencipta langit dan bumi.

Jabatan ini anugrah Tuhan kepada mereka yang telah dipanggil, dipilih dan setia (Wahyu 17:14). Tuhan memanggil, Tuhan memilih, orang percaya setia. Pemanggilan, pemilihan kepada 12 murid oleh Tuhan adalah anugerah, tetapi kesetiaan adalah pilihan. Tuhan tidak bisa memaksa Yudas Iskariot untuk setia, iblis juga tidak bisa memaksa manusia untuk berdosa. Manusia berdosa karena hawa nafsu dan keinginanya yang terus berjuang sampai pada puncaknya dia tidak bisa kembali kepada Tuhan.

Guru sekaliber Tuhan Yesus masi ada murid yang tidak setia, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan orang yang tidak belajar langsung dari Tuhan Yesus tidak bisa setia. Tergantung seberapa serius saudara dan saya belajar kebenaran dari Tuhan.

Sehingga Tuhan Yesus sanggup mewarisi militansiNya kepada sebelas murid yang lain untuk menjadi partner kerja Allah. Tuhan mau pakai setiap kita untuk menjadi rekan sekerja Allah. Proyeksinya adalah dalam rangka persiapan menjadi pemimpin di langit baru bumi baru. (Wahyu 22:1-5).

Implikasinya:

  • prioritas yang harus dimengerti manusia adalah Tuhan dan kerajaanNya melalui firmanNya.
  • Kita adalah mahluk mulia yang menjadi alat ditangan Tuhan.
  • Manusia mendapat jabatan agung sebagai mandataris Allah untuk menyelamatkan manusia lain. Maka kita harus peduli atas keselamatan orang lain melalui berita injil.
  • Manusia harus memiliki prinsip hidup atau pedoman hidup yaitu hanya mengapdi dan barbakti kepada Tuhan Yesus.
  • Apa yang kita laukukan hari ini memiliki proyeksi kepada kekekalan.