Pengkhotbah

Perikop
Kisah 2:1-12

Ringkasan Khotbah

Peristiwa Pentakosta adalah perayaan gereja memperingati turunya Roh Kudus kepada pada para murid Tuhan Yesus di Yerusalem, tepatnya hari ke 50 setelah kematian Yesus Kristus dan hari kesepuluh setelah kenaikan Yesus Kristus ke sorga.

Dalam tradisi Yahudi, pentakosta adalah hari raya panen dan hari raya diberikanya 10 hukum taurat di gunung sinai, sebagai fasilitas perjanjian Yahweh dengan umatNya Israel yg dipimpin oleh Musa.

Tidak secara kebetulan kematian Yesus Kristus terjadi bersamaan dengan hari raya paskah Yahudi, hari pencurahan Roh Kudus bertepatan dengan hari raya pentakosta Yahudi. Mengingat peristiwa pentakosta Yahudi di kaki gunung sinai menyebabkan kematian umat 3000 orang, sedangkan peristiwa pentakosta Kristen menyelamatkan 3000 orang dan dibaptis.

Apa yang harus kita pelajari dari peristiwa sejarah yang luarbiasa ini?

1. Allah berkenan hadir dan diam dalam daging. (1-4)

Dalam kitab Kejadian Allah pernah menyesal untuk berdiam dalam tubuh manusia karena keinginan hatinya selalu menimbulkan dosa. (Kejadian 6:3). Maka Allah mengambil RohNya dari dalam daging, sehingga hidup manusia menjadi pelita yang kehilangan api yang menerangi hidup manusia. Maka Allah perlu membuat periode baru dalam sejarah manusia mulai dari Nuh.

Sepanjang sejarah mulai dari Nuh sampai datangnya Yesus Kristus, tidak ada satu pribadi pun KEHIDUPANYA yang dapat menyebabkan SEHINGGA ALLAH PERLU MENGKONFIRMASI bahwa Roh Allah yang kudus berkenan tinggal dalam tubuh manusia yang berdosa.

Hanya melalui pengorbanan Yesus Kristus saja di kayu salib yang melayakkan setiap manusia yang adalah daging menjadi tempat berdiam Roh Kudus. Kita yang adalah tempat berdiam Roh Kudus harus sadar bahwa tubuh ini tempat berdiam Roh Allah yang Maha Kudus karena Yesus Kristus.

2. Allah tidak memandang muka (5-12)

Siapapun manusia di dunia ini pasti memiliki sifat memandang muka. Meski itu tidak ditunjukkan secara terang terangan. Hal ini menunjukkan bahwa kasih manusia masih situasional. Peristiwa pentakosta Sinai memberi kesan kepada bangsa Yahudi bahwa mereka umat pilihan. Yang juga biasa disebut “biji mata Allah”. Hal ini memberi kesan kuat dalam peradaban umat Yahudi yang mewarisi ajaran yang diberikan Musa sejak 3500 tahun lalu. Sehingga tidak heran kalau orang Yahudi merasa lebih superior dari bangsa lain.

Maka Allah yang mengetahui persis keadaan Yudaisme yang begitu melekat kuat dalam tradisi. Memberikan konformasi secara jelas bahwa Allah tidak memandang muka. Baik Yahudi maupun non Yahudi. Tetapi mengapa Tuhan Yesus dalam pelayananya sempat menyebut perempuan Sidon “anjing”? (Matius 15:26-28). Adalah luarbiasa Tuhan Yesus membenarkan perempuan asing itu dengan memuji imanya. Dilain waktu Tuhan Yesus Kristus justru mengecam tokoh agama Yahudi (Matius 23:13-29), bahkan Tuhan Yesus menegaskan bahwa orang Yahudi yang menolak Yesus Kristus adalah keturunan Iblis. (Yohanes 8:44).

Tuhan Yesus perlu memberi peringatan serius bahwa baik Yahudi maupun non Yahudi sama di mata Tuhan. Dari mana kita tau? Matius 11:21-24, menegaskan betapa seriusnya kehadiran Yesus Kristus yang tidak dihiraukan oleh penerima janji waktu itu. (Yahudi). Maka penghakiman akan berlaku kepada setiap manusia, siapapun dia.

Tuhan telah memberikan kita fasilitas yang sama, yaitu ROH KUDUS: (1) Kalau Tuhan memberikan kita Roh yang sama, maka siapakah kita sehingga kita selalu memandang muka dan menganggap lebih penting dari orang lain? (2) Kita punya kekuatan Roh yang sama, tergantung seberapa luas kita memberi Dia kesempatan untuk bekerja dalam hidup kita. (3) Apa yang pelu kita takuti? Roh yang memberikan kekuatan kepada Daniel, Musa, Rahab, Yesus Kristus, Paulus untuk menjalani hidup ini ada juga didalam kamu. (4) Menjadi materai mejelang akhir zaman sebagai milik Allah. (Efesus 4:30; 2Korintus 1:22), berusaha meninggalkan kejahatan (2Timotius 2:19).

3. Menegaskan pemisah dalam umat manusia (13).

Kehadiran kebenaran akan memberikan penegasan kepada kita sekaligus konfirmasih, milik siapakah kita? Memang pemisahan secara tegas adalah menyakitkan dan bahkan ada yang harus menjadi korban. Sejak awal Allah memberikan penyataan kepada manusia, selalu terjadi pemisahan.

Dimana kebenarah hadir, ketidak benaran selalu akan ternyata salah. Diamana hadirnya terang, dianalah lenyap kegelapan. Kehadiran Roh Kudus memberikan penegasan akan kepemilikna Allah akan siapa umatNya dan siapa tidak. Manifestasi kehadiran Roh Kudus meyebabkan manusia berpikir keras, sehingga pada batas tertentu manusia seperti tersentak dan akal pikiranya tidak sanggup menangkap pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

Jika kita hadir saat itu dan mengalami seperti ini, bagaimanakah sikap kita? Mungkin kita akan seperti beberapa orang yang akan menyindir. Sikap yang lebih baik adalah mungkin kita harus merenungkan mengapa sedang terjadi demikian. Karena pristiwa ini adalah penggenapan dari Nubuat Nabi Yoel. (Yoel 2:28-32).

Manifestasi kehadiran Roh Kudus adalah mengalami perubahan pola berpikir, perubahan cara hidup ke arah yang lebih baik, mengerjakan kehendak Allah. (Efesus 2:10). Kita akan tahu milik siapakah kita, melalui kegiatan kita tiap hari.

Pentakosta memberi kita manfaat:

  • Mejadi kediaman Allah yang maha kudus dan dasyat.
  • Memliki cara pandang seperti Allah, tidak memandang muka.
  • Memberi kita konfismasi, milik siapak kita. Sehingga menyebebkan bagaiman kita harus hidup selama didunia ini.