Kemerdekaan yang Sejati
Pdt. Ayub Mbuilima (yohanes 8:30-36)
untuk menyelamatkan manusia yang berdosa secara sempurna, Tuhan harus melepaskan kesempurnaannya masuk kedalam ketidak sempurnaan dan melalui tujuh tahap penderitaan hingga masuk kedalam kegelapan yang terdalam untuk menyelamatkan manusia dan memproklamirkan kemerdekaan manusia yang dipilih-Nya.
Setelah dimerdekakan dan dikuasai oleh Roh kudus, kita akan dipenuhi oleh buah Roh, yang ujungnya adalah penguasaan diri sehingga kita dapat menahan diri dari perbuatan dosa.
Menolak Menjadi Pemenang
Pdt. Ayub Mbuilima (kisah para rasul 24:25)
Tuhan yesus sangat merindukan pertobatan orang kristen dan mengakui segala kesalahan dan pelanggaran dengan rendah hati. Kelemahan Felik adalah tidak mau merendahkan diri nya di hadapan Tuhan. walaupun ia mengerti dan mengetahui injil namun Tuhan tidak memilih dia sehingga hatinya tidak terbuka untuk penguasaan diri yaitu pertobatan dan takut akan kenyataan untuk menghadapi penghakiman.
Menjadi Umat Pemenang
Pdt. Ayub Mbuilima (kisah para rasul 24:25)
Sekarang ini iblis bekerja dengan cara yang tidak menakutkan kita ,
tetapi mengkaitkat segala sesuatu yg berhubungan dengan diri kita,
yang menyenangkan Kita ,
yang memberikan kenikmatan bagi Kita .
Itulah sebabnya Kita harus memiliki penguasaan diri.
Pikiran yang bisa menguasai emosi adalah pikiran yg dikuasai oleh kebenaran atau standard Allah.
Dinamika Iman Gideon: Pahlawan yang Gagah Berani
Pdt. Ayub Mbuilima (hakim-hakim 6:12, 25-40)
Setiap kali Gideon berperang, ia selalu menang. Akhirnya ia dimintai oleh bangsa Israel agar menjadi pemimpin mereka. Sekilas terlihat seperti sanjungan, namun sebenarnya ada suatu maksud untuk mengubah sistem pemerintahan dari teokrasi menjadi demokrasi, yaitu bangsa Israel ingin mengganti kepemimpinan Tuhan. Namun, Gideon dengan berani menolak permintaan bangsa Israel. Ia tidak takut ditolak massa, ia lebih takut ditolak oleh Tuhan. Karena Gideon percaya segala kemenangan yang sudah diperoleh adalah berkat campur tangan dari Tuhan.
Dinamika Iman Gideon: Panggilan Gideon
Pdt. Ayub Mbuilima (Hakim-hakim 6:11-24)
Dalam menggumuli panggilan Tuhan seringkali ada keraguan, Titik keraguan bukan karena tidak percaya namun karena pergumulan iman. Akan tetapi, dalam pergumulan iman ini janganlah meninggalkan Tuhan. Karena jawaban tentang pergumulan iman ada di dalam Alkitab, ambilah contoh dari Gideon. persekutuan pribadi dengan Tuhan dan komunitas dalam Tuhan di gereja
Sekali Allah Memilih, Dia Tidak Pernah Gagal
Pdt. Ayub Mbuilima (Hakim-hakim 6:1-10)
Allah tidak pernah berubah. dari dulu, sekarang, sampai selamanya. Dia tetap Allah yang Sama. begitu pula dengan janji-janjiNya.
Bagi Allah hasil bukanlah yang terutama namun proses dari tujuan itulah yang menjadi kehendak Allah dalam hidup umatNya, yaitu membentuk karakter yang bergantung pada Allah.
Realita Kesetiaan
Pdt. Ayub Mbuilima (amsal 20:5-6,9)
iman identik dengan kesetiaan. akar dari iman adalah kepercayaan dan kepercayaan itu diwujudkan dengan kesetiaan.kesetiaan itu sendiri melibatkan tanggung jawab yang menuntut ketaatan sampai akhir. bentuk kesetiaan juga dapat berupa menepati janji. seperti Allah yang selalu menepati janjiNya pada Abraham dan umat Israel.
Rumah Tangga: Perjanjian Tanggung Jawab
Pdt. Ayub Mbuilima (Efesus 5: 22-33)
Suatu rumah tangga bisa menjadi rumah tangga yang kokoh apabila ada perjanjian tanggung jawab di dalamnya, di mana pernikahan itu dilandaskan atas perjanjian, bukan terbatas dengan cinta/sayang. Karena di dalam rumah tangga terjadi suatu pengenalan yang tidak pernah usai, sering kali kita lebih cepat menangkap sisi buruk dari pasangan, di situ lah akhirnya komitmen dalam perjanjian tanggung jawab menjadi pengikat dalam pernikahan.
Keyakinan yang Kokoh di Dalam Injil
Pdt. Ayub Mbuilima (Roma 1:16-17)
Mengapa kita harus berdiri kokoh diatas injil?
Tidak ada kemungkinan orang pilihan Allah, orang yang akan diselamatkan Allah mati diluar injil. Hanya melalui injil orang dapat diselamatkan. Iman orang percaya dalam kondisi apapun tidak akan pernah menjadi minoritas, karena iman tidak bergantung kepada jumlah, tapi ditentukan oleh siapa yang hadir dalam iman itu. Iman itu berkaitan dengan Tuhan, maka Tuhan tidak pernah menjadi minoritas.
Page 10 of 21