Ringkasan Khotbah

1.  Keadaan Elisa sebelum / pada saat dipanggil

Elisa dipanggil untuk melayani Tuhan pada waktu ia sedang sibuk bekerja, bukan pada waktu ia sedang menganggur / bermalas-malasan.  Hal yang sama terjadi dengan Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus (Mat 4:18-22), dan juga dengan Matius (Mat 9:9 – ‘duduk’di sini bukan bermalas-malasan, tetapi sedang bekerja, karena pemungut cukai ini sedang ‘duduk di rumah cukai’).

Pulpit Commentary: “Allah tidak pernah memanggil orang yang malas”. “Pada waktu melakukan pekerjaannya, ia dipanggil oleh Allah. Bisnis tidaklah baik jika itu menghalangi kita untuk mendengar suara Allah”.

Penerapan: Setiap saudara dipanggil untuk melayani Tuhan. Jangan ber-kata “Saya tidak ada waktu”, atau “Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan saya”. Saudara harus memilih antara mengutamakan Tuhan / pelayanan atau mengutamakan pekerjaan / kesibukan dan menjadikannya sebagai ‘allah lain’(bdk. Kel 20:3 – “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”).

Elisa adalah orang yang kaya.  Dikatakan dalam ayat 19 bahwa ia sedang membajak dengan ‘12 pasang lembu’, dan ini menunjukkan bahwa Elisa adalah orang yang kaya.  Ini menunjukkan: “kerajinannya. Sekalipun ia kaya tetapi ia sendiri ikut bekerja.  Pada waktu ia memenuhi panggilan Tuhan, ia kehilangan banyak harta duniawi. Luk 14:33 – “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu”.

2.  Panggilan terhadap Elisa

  • Panggilan ini datang dari Tuhan, bukan dari Elia (ay 16).
  • Elia memberikan panggilan adalah dengan melemparkan jubahnya.

Ayat 19b: “Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya”.  Jubah yang dimaksud adalah jubah nabi (bdk. Zakh 13:4 yang mengatakan bahwa nabi mempunyai ‘jubah berbulu’).

Pulpit Commentary: “Jubah nabi adalah tanda dari pekerjaan nabi’(Keil). Karena itu, melemparkan jubah itu kepada atau ke atas Elisa merupakan suatu cara yang tepat / cocok dan berarti untuk menunjuknya pada jabatan nabi. ‘Pada waktu Elia naik ke surga, Elisa mendapatkan seluruh jubah itu’2Raja-raja 2:13”. “Pelemparan jubah Elia kepada Elisa merupakan tanda bahwa ia harus ‘mengikutinya’, mula-mula sebagai pelayannya, dan akhirnya menjadi penggantinya. Karena itu, jubah itu menjadi milik Elisa sepenuhnya pada waktu ‘tuan’nya ‘diambil dari kepalanya’(2Raja-raja 2:3,13).

3.  Tanggapan Elisa

  • Elisa mengikuti Elia (ay 20a).  Pulpit Commentary: “Tidak diragukan lagi iapun telah lama mengeluh dan berdoa mengenai penurunan moral dari negaranya dan aib yang dilakukan terhadap Allahnya”.  Karena itu pada waktu dipanggil, ia langsung mau.
  • Elisa minta ijin untuk pulang dulu untuk mencium orang tuanya (ay 20b).  Elia menjawab: “Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu” (ay 20c). Ini terjemahan yang salah, karena kata-kata ‘baiklah’dan ‘ingatlah’sebetulnya tidak ada, dan bagian terakhir dari kalimat ini sebetulnya merupakan kalimat tanya. KJV: “And he said unto him, Go back again: for what have I done to thee?” (= Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi: karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).  RSV: “And he said to him, ‘Go back again; for what have I done to you?’” (= Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi; karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).  NIV: “‘Go back,’ Elijah replied. ‘What have I done to you?’” (= Kembalilah, jawab Elia, Apa yang telah kulakukan kepadamu?).  NASB: “And he said to him, ‘Go back again, for what have I done to you?’” (= Dan ia berkata kepadanya: Kembalilah lagi, karena apa yang telah kulakukan kepadamu?).  Apa arti dari kata-kata Elia ini? Ada beberapa penafsiran mengenai ini.                                                                                                                                        Pulpit Commentary: Tidak ada satu katapun yang bersifat menegur / menghardik di sini, … Dan memang aneh kalau di sini ada teguran / hardikan. Elisa tidak bisa menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk mentaati panggilan untuk menjadi nabi itu. … Memang ia meminta ijin – dan mengapa tidak? … Tetapi di sini tidak ada bukti akan adanya ‘hati yang mendua’. Andaikata ia memohon untuk tinggal dan menguburkan ibu dan bapanya (Luk 9:59-61) maka itu persoalan lain. Tetapi ia tidak memberikan kesan seperti itu. Ia berkata: ‘Satu ciuman, satu ucapan perpisahan, dan lalu aku akan mengikuti engkau.  Jadi Pulpit menafsirkan kata-kata Elia ini sebagai berikut: Kembalilah dan ciumlah mereka, mengapa tidak? Karena apa yang telah aku lakukan untukmu? Aku hanya memanggilmu untuk mengikuti aku. Tetapi aku tidak menyuruhmu untuk menyangkal / tak mengakui darah dagingmu sendiri.                                                                                                                           Seorang penafsir lain dari Pulpit Commentary berkata: ” Jawaban Elia kelihatannya tidak menggunakan paksaan yang tidak semestinya terhadapnya, dan hanya membiarkannya bebas memilih.
  • Elisa menunjukkan bahwa ia mau melepaskan segala sesuatu, yaitu keluarga (ay 21 bdk. Mat 10:37), rumah dan pekerjaannya.                                                                     a) Satu hal lagi yang diperdebatkan adalah: apakah akhirnya Elisa pamitan / mencium orang tuanya atau tidak? Ay 21 tidak menceritakan hal itu, sehingga ada penafsir yang beranggapan bahwa ia memang tidak jadi melakukan hal itu. Tetapi ada yang berpendapat bahwa ia melakukan hal itu, hanya tidak diceritakan oleh Kitab Suci.                                                                                                                                                                                                                                                                                       b) Reaksi orang tua Elisa.  Kalau diasumsikan bahwa Elisa pamitan kepada orang tuanya, maka kelihatannya orang tuanya tidak menhalanginya.                           Pulpit Commentary: “Orang tua Elisa tidak kelihatan menghalangi dia. Orang tua yang di bawah pengaruh duniawi menghalangi anak mereka untuk menanggapi panggilan Allah untuk masuk ke dalam pelayanan, mendatangkan tanggung jawab yang menakutkan kepada diri mereka sendiri.                                                                c) Elisa menyembelih lembunya dan menggunakan bajaknya sebagai kayu api untuk memasak lembu itu (ay 21). KS Indonesia: ‘bajak lembu’.  KJV: ‘the instruments of the oxen’ (= peralatan lembu).  RSV: ‘the yokes of the oxen’ (= kuk lembu).  NIV: ‘the plowing equipment’ (= peralatan membajak). NASB: ‘the implements of the oxen’ (= peralatan lembu).                                                                                                                                                                                                                                                     Pulpit Commentary: adalah lebih penting untuk melihatnya sebagai suatu tindakan simbolis, pernyataan Elisa untuk membuang sepenuhnya panggilan / pekerjaan duniawinya. Mulai saat ini ia tidak memerlukannya lagi.                                                                                                                                                                                          Bandingkan dengan Petrus dkk. yang pada waktu dipanggil, hanya meninggalkan tetapi tidak menghancurkan peralatan menangkap ikan (Mat 4:18-22). Karena itu pada waktu Yesus mati, mereka kembali menjala ikan (Yoh 21:1-dst).  Tetapi bandingkan ini dengan Paulus, yang juga bekerja pada waktu keadaan memaksa (1Kor 9:6 Kis 18:2-3).                                                                                                                                                                                                                                                                               d) Elisa menggunakan lembu ini untuk pesta perpisahan. Pada waktu Lewi / Matius dipanggil, ia juga mengadakan pesta perpisahan (Luk 5:29).                                    e) Elisa menjadi pelayan Elia.  Ayat 21 akhir: ‘menjadi pelayannya’.  2Raja 3:11 (NIV): Elisa anak Safat ada di sini. Ia dulunya mencurahkan air ke tangan Elia. Ini menunjukkan pekerjaan yang rendah, dan ini jelas bukan sesuatu yang mudah bagi Elisa yang tadinya adalah orang kaya! Tadinya ia mempunyai pelayan, sekarang ia menjadi pelayan!  Hal seperti ini memang sering terjadi:  Yosua mula-mula juga menjadi pelayan Musa (Kel 24:13 Yos 1:1).  Samuel boleh dikatakan menjadi pelayan Eli.  Markus / Yohanes menjadi pembantu Barnabas dan Paulus (Kis 13:5).  Mungkin semua ini dimaksudkan untuk belajar melayani dan sekaligus melatih kerendahan hati / penyangkalan diri.

Kesimpulan / penutup:

Waktu Elisa dipanggil, ia rela mengorbankan segala-galanya, dan ia pergi melayani Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Ingat, jangan ‘mengubur talenta’ saudara!